Minggu, 14 Februari 2010

Me, a Half Night, a Half Day, and 3 Architects

Weekend kemarin, sejak awal minggu memang sudah kudedikasikan sebagai waktu untuk bertualang dan bersenang-senang, yang tentu saja diimbangi dengan coding siang malam bagai kuda di week day nya, haha.

Ada yang spesial, karena ada Wastu, temenku, arsitek sekaligus artist luar biasa, yang baru aja selesai sidang tugas akhirnya dan memutuskan main-main di bandung untuk beberapa saat, dan juga ada 2 temen Wastu, anak arsitektur UGM 2004 yang sekarang bekerja di Labo, sebuah biro arsitektur terkemuka yang kantor nya ada di jalan bukit dago indah, yaitu Mba Icha n Mas Ochi.

Petualangan dimulai dari ketika kami berdua dateng ujan2 ke kantor Labo, daan, aku langsung benar2 excited dengan bentuk kantor itu: 4m x 8m, tanpa dinding beton, semuanya berbahan kaca dipadu dengan baja sebagai kerangkanya. Ngarsitek abis, haha.

Menunggu Mba Icha n Mas Ochi sejenak, akhirnya dalam hujan, kami memutuskan pergi ke Galeri Sunaryo (yang sebelumnya aku belum pernah denger juga si :P), sebuah galeri seni terutama lukisan di sekitar Dago Atas punya Sunaryo, yang katanya adalah salah satu dosen FSRD. Setelah muter2 menikmati desain arsitektur dan landscape dari galeri itu, kami duduk minum kopi dulu soalnya emang hujannya makin deras. Ngobrol ke sana kemari, dan walaupun sebenarnya teman-temanku di Jogja banyak yang dari kalangan arsitek dan artist, aku tetap menemukan sesuatu yang baru, mengobrol intens dengan orang-orang yang pemikirannya berbeda dengan pemikiran lingkungan hidupku selama ini (informatika), beda banget, beda, walaupun sebenarnya analog juga dengan topik pembicaraan anak-anak informatika, tapi dengan cara pandang, strategi, dan objek yang berbeda, dan it's fun! isn't it? :D

Begitulah, setelah itu kami ke Ciwalk, bukan untuk ngeceng ataupun shopping, tapi untuk masuk ke hotel yang baru, jalan-jalan di sana, menikmati desain arsitektur yang lebih berani dan cukup nyeleneh untuk ukuran Indonesia, jujur, walaupun aku ga ngerti banyak, tapi aku entah kenapa bisa menikmati aja, dan bisa ikut2an ngeberi apresiasi, hehehe, lalu ngebahas konsep dari Ciwalk itu sendiri, sesuatu yang jarang aku pedulikan, hahaha, biasanya dateng, ke XXI, nonton apa karaoke, jalan2 bentar, makan, pulang, that's all :|

Abis itu ke PVJ, setelah jalan2 bentar lalu ke Blitz nonton filem psikopat ga jelas, PaintBall. Lalu pulang deh, udah tengah malam lebih.

Sampe kosan tidur, bangun pagi, menyampot sampe jam 11 an n ketemuan lagi sama Icha-Ochi untuk main lagi, rencana kali ini ke Braga, hehe, walaupun sebenarnya udah ke sana, dan sering lewat, aku ga pernah masuk-masuk ke detailnya, dan setelah jalan-jalan bentar, ngobrol sana-sini, kita ke sebuah toko roti yang udah ada sejak jaman belanda, dan bener, masuk ke toko itu, rasanya kaya kita kembali ke masa lalu, dengan menu-menu hidangan roti dan es krim bernuansa Belanda dari masa lalu, penjual nya yang semuanya sudah beruban dan sudah menjalani kehidupan pelik ini begitu lamanya, dengan perabot-perabot klasiknya.

Berhubung 'no picture = hoax' :P, ini aku lampirkan beberapa foto, hehehe.







Abis dari main setengah malam dan setengah hari bersama 3 arsitek tersebut, entah kenapa aku jadi kepikiran, bahwa hidupku akhir2 ini walaupun hebat tetapi sangat sempit, rutin, statis (bangun, coding, ke kampus, main, pulang, coding, tidur, dst :P), di mana sebenarnya dunia di sekitar kita ini sangat amat menakjubkan, dan begitu luas n dinamis. So, moral dari cerita ini ? Silakan dijawab sesuai dengan intrepretasi masing-masing saja, saya anak tidak berpikir.

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Pertamax!!! Minta Cendol Gan!

Nice post gan...

Dunia ini memang tidak selebar daun kelor...hmmm awak juga ingin meperluas wawasan agar bisa lebih lebar dari daun kelor...

Unknown mengatakan...

gilegile ke sumber hidangan, yum!

Dominikus D Putranto mengatakan...

@dody sampodo : iya dod, kita ga boleh bagai kelor di ujung tanduk emang, nanti lah kalau ada kesempatan lain kita harus main untuk memperluas virus kesampotan ini, biar tidak terkungkung bagai kura-kura dalam perahu.

@harbag : sumber hidangan apa mamen ?

wastuwastu mengatakan...

Auuuuuuu Auuuuuuuuu

Anonim mengatakan...

Hoiii, itu restoran jadulnya namanya apa? di sebelah mananya? udah lama nyari tempat macem gitu di Bandung, baru tahu kalo ada (ini akibat hidup di atas daun kelor...LOL), trus temen Jogjaku juga bulan depan mau ke sini, lumayan kan buat referensi jalan...mau mau...galeri Sunaryo bagus ga? apa lagi yang menarik dikunjungin? mau mau...

Dominikus D Putranto mengatakan...

@diolabs : wah, lupa, tadi diberitau david, tapi yang jelas, kalau dari bawah (dari arah asia afrika), itu ada di sebelah kanan jalan, ga gitu jauh dari pangkal, jadi pelan-pelan aja, keliatan dari luar kok, kaya ada sebuah hall gedhe gitu, bagian kiri ada etalase roti2, bagian kanan ada kursi-meja jaman jadul.

galeri sunaryo bagus (aku jadi curiga itu punya Antony Rahmat Sunaryo), ada cafe kopi nya juga